Kisah Tukang Tempe

Kisah Tukang Tempe
Ada sebuah rumah kecil di pingguran kota Bandung. Di situ ada seorang perempuan tua yang sangat taat beribadah. Pekerjaannya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari. Ini merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk membiayai hidupnya. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.

Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual tempenya, tiba tiba dia tersadar kalau tempe yang dibuatnya hari itu masih belum jadi, separuh jadi. Kebiasaannya tempe yang akan di jual sudah jadi sebelum pergi. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah memang kesemuanya belum jadi.

Perempuan tua itu merasa amat sedih sebab tempe yang masih belum menjadi pastinya tidak akan laku dan tidak akan ada rezekinya pada hari itu. Dalam suasana hatinya yang sedih, dia yang memang taat beribadah teringat akan firman Allah yang menyatakan bahawa Allah dapat melakukan apa saja yang Allah kehendaki, bahwa bagi Allah tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa,
"Ya Allah , aku memohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe.. Amin"

Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahwa Allah pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan hujung jarinya dan dia pun membuka sedikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang kedelai itu menjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang kedelai itu masih tetap. Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula dan berdoa lagi.
"Ya Allah, aku tahu bahwa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe kerana inilah mata pencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang kedelaiku ini menjadi tempe , Amin".

Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan kecewa karena tempenya masih tetap begitu!!

Sementara itu matahari pun semakin meninggi sudah tentu pasar sudah mulai didatangi ramai orang. Dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Walau bagaimanapun karena keyakinannya yang sangat tinggi dia putuskan untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu. Perempuan tua itu pun berserah diri pada Allah dan meneruskan pergi ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi semasa perjalanannya ke pasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa.
"Ya Allah, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini matang. Amin".

Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampainya di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin dengan tempenya sekarang sudah jadi. Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempe yang ada. Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum jadi!! Dia pun kaget seketika lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudah mulai merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Allh karena doanya tidak dikabulkan. Dia merasakan Allah tidak adil. Allah tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya sumber rezekinya, hasil jualan tempe. Dia akhirnya cuma duduk saja tanpa memamerkan barang jualannya sebab dia merasa bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh menjadi.

Sementara itu hari pun semakin sore dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai kurang. Dia melihat ke kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa hari ini tiada hasil jualan yang boleh dibawa pulang. Namun jauh di sudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Allah, pasti Allah akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahwa pada hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir,
"Ya Allah, berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum jadi ini."

Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita.
"Maaf ya, saya ingin bertanya, Ibu ada nggak yah yang menjual tempe yang belum jadi? Dari tadi saya sudah keliling pasar ini untuk mencarinya tapi tidak dapat."

Dia termenung dan terheran-heran seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum jadi. Sebelum dia menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia berdoa di dalam hatinya
"Ya Allah, saat ini aku tidak mau kacang kedelai ini jadi tempe. Biarlah seperti semula, Amin".

Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah leganya dia, ternyata memang benar tempenya masih belum menjadi! Dia pun merasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Tuhan. Wanita itu pun memborong habis kesemua tempenya yang belum jadi itu. Sebelum wanita tu pergi, dia sempat bertanya wanita itu,
"Mengapa mau membeli tempe yang belum jadi?" Wanita itu menerangkan bahawa anaknya yang kini berada di luar kota ingin makan tempe dari desa. Karena tempe itu akan dikirimkan ke anaknya itu jadi si ibu tadi ingin membeli tempe yang belum jadi supaya kalau sampai di tempat tinggal anaknya nanti akan menjadi tempenya yang sudah jadi. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti di sana tempe itu sudah tidak bagus lagi dan rasanya pun kurang enak. Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudah pun dikabulkan oleh Allah SWT...

Moral:
Pertama: Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Allah sewaktu berdoa, padahal sebenarnya ALLAH lebih mengetahui apa yang kita perlukan dan apa yang terbaik untuk diri kita.
Kedua:. Sentiasalah berdoa dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebagai hambaNya yang lemah. Jangan sekali-kali berputus asa terhadap apa yang dipinta. Percayalah bahwa Allah akan mengabulkan doa kita sesuai dengan rancanganNya yang mungkin di luar jangkauan kita.
Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Allah SWT.














































SUSU YANG TIDAK MURNI
Pada suatu malam (menjelang dini hari), khalifah Umar bin Khattab r.a. disertai pengawalnya melakukan inspeksi ke pinggiran kota. Beliau mendengar percakapan dua orang wanita, ibu dan anak gadisnya.Ibu : ”Campur saja susunya dengan air (agar kelihatan banyak peny.).”Anak : ”Bagaimana saya harus melakukannya sedang amirul mukminin (khalifah Umar) telah mengeluarkan pernyataan yang melarangnya?”Ibu : ”Khalifah Umar toh tidak mengetahuinya.”Anak : ”Kalau khalifah Umar tidak mengetahuinya, maka pasti Allah mengetahuinya.”
Percakapan antara keduanya berkesan sekali di hati Umar r.a. Keesokan harinya ia menyuruh mepangawalnya menyelidiki kedua wanita itu. Setelah diketahui bahw putri itu seorang gadis, lalu, Umar memanggil putranya, ’Aashim dan menawarkan gadis itu untuk dinikahinya, dan disuruhnya putranya itu untuk melihat langsung paras wajahnya, seraya berpesan kepadanya, ”Pergilah wahai anakku. Lihatlah gadis itu, nikahilah dia, dan aku berharap dia akan melahirkan seorang pahlawan yang mampu memimpin bangsa Arab.”
Pernikahan pun berlangsung, dan dari mereka lahir seorang perempuan yang dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Kemudian dari pernikahan itu lahirlah Umar bin Abdul Aziz, khalifah kelima yang sangat adil.
Tepat sekali ramalan Khalifah Umar bin Khattab r.a. Sifat amanat dan kejujuran menjadi penghubung antara Khalifah Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz. []
Sumber : Buku ”Hikmah dalam Humor, Kisah dan Pepatah Jilid 1-6”, A. Azim Salim Basyarahil”



























SAYA SHOLAT LIMA WAKTU TAPI..
Saya Sholat lima waktu tapi......
Ingat pada Allah hanya lima waktu itu saja
Dan pada masa lainnya saya lupa pada Nya
Jika Sholat saya 10 menit , maka cuma 10 menit itu saja ingat pada Nya
Mungkin dalam 10 menit itu pun saya masih ingat selain daripada Nya.
Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya tidak bersyukur pada Nya
Padahal dulunya saya amat susah
Allah yang memberi rezeki pada saya
Dengan rezeki itu saya dapat membeli rumah
Dengan rezeki itu saya dapat menampung keluarga
Dengan rezeki itu saya dapat membeli kendaraan dan sebagainya
Tapi.. hati saya masih belum puas Saya masih tamak akan harta dunia dan masih menganggap serba kekurangan, dan tidak ragu untuk mencuri, baik mencuri secara kecil-kecilan, atau mencuri dalam jumlah besar, dan Menerima Suap (Rejeki) dari yang tidak halal...
Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya masih menggunakan perkataan yang tidak sopan kepada teman teman
Saya sering menyakiti hati mereka
Saya sering menghina mereka
Saya sering menghina keturunan dan bangsa mereka seolah olah keturunan dan bangsa saya saja yang paling baik Pada hal saya sendiri tidak tahu persis tempat saya di mahsyar nanti bagaimana
Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya masih sombong dengan ilmu yang saya miliki
Saya masih sombong dengan amal perbuatan yang telah saya perbuat
Saya masih sombong dengan ibadah yang saya lakukan
Saya masih sombong dan menganggap sayalah yang paling pandai
Saya masih sombong dan merasa saya paling dekat dengan Allah SWT
Dengan berbagai macam cara dan berbagai argumen saya debat mereka yang tidak sehaluan dengan saya dan saya hancurkan Rumah Ibadah mereka, saya aniaya dan saya siksa mereka dan keluarga mereka
Padahal saya sendiri belum tahu , ridhokah Allah SWT dengan apa yang telah saya perbuat itu...
Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya masih menggunakan ilmu hitam untuk menjatuhkan musuh musuhku
Saya masih memperyai selain Allah, Percaya kepada Jimat meminta kepada kuburan
Saya menggunakan uang bahkan harta serta pangkat dan kekuasaan untuk menjatuhkan manusia yang saya tidak suka...
Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya amat bakhil dan kikir mengeluarkan uang untuk zakat dan sedekah kepada fakir miskin atau kepada anak yatim piatu kerena saya takut hartaku habis dan jatuh miskin...
Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya masih menyimpan sifat dengki dan khianat kepada teman teman yang sukses dinaikkan pangkatnya atau dinaikan gajinya dan atau berhasil dalam usahanya, padahal mereka berusaha dan bekerja sungguh sungguh dan saya hanya bekerja seperti hidup segan mati tak mau
Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya mengabaikan anak isteri yang kelaparan dan menderita di rumah, kerena saya merasa sebagai raja di dalam rumahtangga dan boleh berbuat sesuka hati
Saya Sholat lima waktu tapi....
Masih merungut dan mencaci maki bila saya ditimpa musibah, walaupun sebenarnya saya tahu sesuatu musibah itu datangnya dari Allah, karna perbuatan dan prilaku saya sendiri
Seharusnya saya sadar kepada siapakah saya mencaci maki itu ?
Saya Sholat lima waktu tapi....
Menuntut ilmu semata mata mempersiapkan diri untuk berdebat dengan orang lain atau untuk menduga keilmuan mereka dan sengaja mencari cari yang tidak sehaluan dengan saya, dan memaksa mereka mengikuti jejak langkah saya, padahal seharusnya saya sadar tujuan kita menuntut ilmu adalah supaya kita dapat berbuat amal sholeh dan beribadah dengan khusyuk dan tidak melakukan syirik kepada Allah (mempersekutukan Allah SWT dengan yang lainnya)
Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya enggan melaksanakan serta kurang bahkan tidak faham dengan firman Allah SWT dalam Al Quran QS: 29 : (Al-Ankabut) : 45 yang artinya Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Saya Sholat lima waktu tapi..
Saya tidak faham dan tidak tahu dan tidak menjalankan dengan benar firman Allah dalam QS 107. (Al Maa€ £¡¬uun) : yang artinya
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim
3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya
6. orang-orang yang berbuat riya
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna
Mudah-mudahan tulisan ini bukan Saya atau pun anda. Semoga tulisan ini bisa menyadarkan diri dan kita bisa masuk islam secara keseluruhan, Menjalankan ibadah dan kehidupan sesuai syariat Allah dan tidak berprinsip sholat jalan terus, maksiat tidak boleh ditinggalkan. Mudah-mudahan kita selalu dalam bimbingan Allah, Dan Kita bisa meninggalkan semua yang buruk menuju ridho Allah, menggapai Syurga yang dijanjikan. Amin
Ingatlah, Hanya dengan mengingat Allah-lah Hati Menjadi Tenang (QS. Ar-ra'd: 28)
Karena itu, Ingatlah kepada-KU, Niscaya Aku Ingat (pula) Kepadamu (Qs. Al-Baqarah: 152)
Laki-laki dan Perempuan yang banyak mengingat Allah (Qs. Al-Ahzb: 35)
Wahai orang-orang yang beriman, banyaklah kamu mengingat nama Allah dan bertasbilhlah diwaktu pagi dan petang (QS. Al-Munafiqun 9)
Dan, ingalah Raabmu jika kamu lupa (Qs. Al-Kahfi: 24)
Allah SWT Maha Pengampun Dan Maha Penyayang, Mari kita renungi dan perbaiki diri untuk menjadi orang yang Taqwa
Dan, Bertasbihlah dengan memuji Rabbmu ketika kamu bangun Berdiri. Dan bertasbihlah Kepada_Nya beberapa saat di malam hari dan Di Waktu Terbenam bintang-bintang (Di waktu Fajar) (Qs. Ath-Thur 48-49)
Wassalamualaikum Wr Wb Erwin Arianto * Digubah dari kiriman seorang sahabat dari email internal Kantor




























Sahabat Rasul SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq, berkata,
”Kegelapan itu ada lima dan pelitanya pun ada lima. Jika tidak waspada, lima kegelapan itu akan menyesatkan dan memerosokkan kita ke dalam panasnya api neraka. Tetapi, barangsiapa teguh memegang lima pelita itu maka ia akan selamat di dunia dan akhirat.”
Kegelapan pertama adalah cinta dunia (hubb al-dunya). Rasulullah bersabda, ”Cinta dunia adalah biang segala kesalahan.” (HR Baihaqi). Manusia yang berorientasi duniawi, ia akan melegalkan segala cara untuk meraih keinginannya. Untuk memeranginya, Abu Bakar memberikan pelita berupa taqwa. Dengan taqwa, manusia lebih terarah secara positif menuju jalan Allah, yakni jalan kebenaran.
Kedua, berbuat dosa. Kegelapan ini akan tercerahkan oleh taubat nashuha (tobat yang sungguh-sungguh). Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya bila seorang hamba melakukan dosa satu kali, di dalam hatinya timbul satu titik noda. Apabila ia berhenti dari berbuat dosa dan memohon ampun serta bertobat, maka bersihlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa, bertambah hitamlah titik nodanya itu sampai memenuhi hatinya.” (HR Ahmad). Inilah al-roon (penutup hati) sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Muthaffifin (83) ayat 14.
Ketiga, kegelapan kubur akan benderang dengan adanya siraj (lampu penerang) berupa bacaan laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah. Sabda Nabi SAW, ”Barangsiapa membaca dengan ikhlas kalimat laa ilaaha illallah, ia akan masuk surga.” Para sahabat bertanya, ”Wahai Rasulallah, apa wujud keikhlasannya? ” Beliau menjawab, ”Kalimat tersebut dapat mencegah dari segala sesuatu yang diharamkan Allah kepada kalian.”
Keempat, alam akhirat sangatlah gelap. Untuk meneranginya, manusia harus memperbanyak amal shaleh. QS Al-Bayyinah (98) ayat 7-8 menyebutkan, orang yang beramal shaleh adalah sebaik-baik makhluk, dan balasan bagi mereka adalah surga ‘Adn. Mereka kekal di dalamnya.
Kegelapan kelima adalah shirath (jembatan penyeberangan di atas neraka) dan yaqin adalah penerangnya. Yaitu, meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati segala hal yang gaib, termasuk kehidupan setelah mati. Dengan keyakinan itu, kita akan lebih aktif mempersiapkan bekal sebanyak mungkin menuju alam abadi (akhirat).
Demikian lima wasiat Abu Bakar. Semoga kita termasuk pemegang kuat lima pelita itu, sehingga dapat menyibak kegelapan dan mengantarkan kita ke kebahagiaan abadi di surga. Amin.
(Nur Iskandar, Republika, Hikmah)







Kisah Kedurhakaan kepada Orang Tua

Diceritakan ada lelaki yang sangat durhaka kepada sang ayah sampai tega menyeret ayahnya ke pintu depan untuk mengusirnya dari rumah. Sang ayah ini dikarunia anak yang lebih durhaka darinya. Anak itu menyeret bapaknya sampai kejalanan untuk mengusirnya dari rumahnya. Maka sang bapak berkata : “Cukup… Dulu aku hanya menyeret ayahku sampai pintu depan”. Sang anak menimpali : “Itulah balasanmu. Adapun tembahan ini sebagai sedekah dariku!”.
Kisah pedih lainnya, seorang Ibu yang mengisahkan kesedihannya : “Suatu hari istri anakku meminta suaminya (anakku) agar menempatkanku di ruangan yang terpisah, berada di luar rumah. Tanpa ragu-ragu, anakku menyetujuinya. Saat musim dingin yang sangat menusuk, aku berusaha masuk ke dalam rumah, tapi pintu-pintu terkunci rapat. Rasa dingin pun menusuk tubuhku. Kondisiku semakin buruk. Anakku ingin membawaku kesuatu tempat. Perkiraanku ke rumah sakit, tetapi ternyata ia mencampakkanku ke panti jompo. Dan setelah itu tidak pernah lagu menemuiku”
Sebagai penutup, kita harus memahami bahwa bakti kepada orang tua merupakan jalan lempang dan mulia yang mengantarkan seorang anak menuju surga Allah. Sebaliknya, kedurhakaan kepada mereka, bisa menyeret sang anak menuju lembah kehinaan, neraka.
Hati-hatilah, durhaka kepada orang tua, dosanya besar dan balasannya menyakitkan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Akan terhina, akan terhina dan akan terhina!” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullahj, siapakah gerangan ?” Beliau bersabda, “Orang yang mendapati orang tuanya, atau salah satunya pada hari tuanya, namun ia (tetap) masuk neraka” [Hadits Riwayat Muslim]
[Diadaptasi dari Idatush Shabirin, oleh Abdullah bin Ibrahim Al-Qa’rawi dan Ilzam Rijlaha Fatsamma Al-Jannah, oleh Shalihj bin Rasyid Al-Huwaimil]
[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun VIII/1425/2005M. Penerbiit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km 8 Selokaton Gondangrejo – Solo 57183]












Kiat Agar Dapat Melakukan Sholat Tahajjud

oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Ada beberapa kiat yang dapat membantu seseorang untuk bangun di malam hari
guna melakukan shalat Tahajjud. Di antaranya adalah.
[1]. Mengetahui keutamaan shalat Tahajjud dan kedudukan orang yang
melakukannya di sisi Allah Ta’ala serta segala apa yang disediakan baginya
berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat, bagi mereka disediakan Surga.
Allah Ta’ala bersaksi terhadap mereka dengan kesempurnaan iman, dan tidak
sama antara mereka dengan orang-orang yang tidak mengetahui. Shalat
Tahajjud sebagai sebab masuk ke dalam Surga, ditinggikannya derajat di
dalamnya, dan shalat Tahajjud merupakan sifat hamba-hamba Allah yang
shalih serta kemuliaan bagi seorang Mukmin.
[2]. Mengetahui perangkap syaitan dan usahanya agar manusia tidak
melakukan shalat malam.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai seorang
laki-laki yang tidur hingga datang waktu fajar,
“Itulah seseorang yang syaitan telah kencing di telinganya -atau beliau
bersabda- di kedua telinganya.” [1]
‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma mengatakan, “Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Wahai ‘Abdullah, jangan kamu menjadi seperti si fulan, dahulu ia biasa
melakukan shalat malam, kemudian meninggalkannya” [2]
[3]. Memendekkan angan-angan dan banyak mengingat mati.
Hal ini dapat memberi semangat untuk beramal dan dapat menghilangkan rasa
malas, berdasarkan hadits ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu, ia
berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang yang asing atau orang yang
sedang menyeberangi jalan.”
Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma mengatakan,
“Apabila berada di pagi hari, janganlah engkau menunggu waktu sore. Dan
apabila berada di sore hari, janganlah engkau menunggu waktu pagi.
Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan pergunakan
waktu hidupmu sebelum datang kematianmu.” [3]
[4]. Tidur di awal malam agar memperoleh kekuatan dan semangat yang dapat
membantu untuk melakukan shalat Tahajjud dan shalat Shubuh.
Hal ini berdasarkan hadits Abu Barzah radhiyallaahu ‘anhu.
“Bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur
sebelum shalat ‘Isya’ dan berbincang-bincang setelahnya.”[4]
[5]. Mempergunakan kesehatan dan waktu luang (dengan melakukan amal
shalih) agar pahala kebaikannya tetap ditulis pada saat ia sakit atau
sedang safar.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
“Apabila seorang hamba sakit atau safar, ditulislah baginya pahala
perbuatan yang biasa ia lakukan ketika mukim dan sehat.” [5]
Maka orang yang berakal hendaklah tidak terluput dari keutamaan yang agung
ini. Hendaklah ia melakukan shalat Tahajjud ketika sedang sehat dan
memiliki waktu luang serta melakukan berbagai amal shalih sehingga
ditulislah pahala baginya apabila ia lemah atau sibuk dari melakukan amal
kebaikan yang biasa ia lakukan.
[6]. Bersungguh-sungguh mengamalkan adab-adab sebelum tidur.
Yaitu, dengan tidur dalam keadaan suci, apabila masih mempunyai hadats
hendaklah ia berwudhu’ dan shalat sunnah dua raka’at, membaca dzikir
sebelum tidur, mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu ditiupkan serta
dibacakan padanya surat al-Ikhlaash, al-Falaaq, dan an-Naas. Kemudian
usaplah dengan kedua tangannya itu seluruh anggota badan yang dapat
dijangkaunya (lakukan hal ini tiga kali). Jangan lupa juga membaca ayat
Kursi, dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, dan membaca do’a sebelum
tidur. Dia juga harus melakukan berbagai sebab yang dapat membangunkannya
untuk shalat, seperti meletakkan jam weker di dekat kepalanya atau dengan
berpesan kepada keluarganya atau temannya atau tetangganya untuk
membangunkannya.
[7]. Memperhatikan sejumlah sebab yang dapat membantu untuk melakukan
shalat Tahajjud.
Yaitu, dengan tidak terlalu banyak makan, tidak membuat badannya lelah
dengan melakukan pekerjaan yang tidak bermanfaat, bahkan seharusnya ia
mengatur pekerjaannya yang bermanfaat, tidak meninggalkan tidur siang
karena itu dapat membantu bangun di malam hari, dan menjauhi dosa dan
maksiat. Disebutkan dari Sufyan ats-Tsauri rahimahullaah beliau berkata,
“Selama lima bulan aku terhalang untuk melakukan shalat malam karena dosa
yang aku lakukan.” [6]
[Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut
Ilmu”, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO
BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, Cetakan Pertama Rabi’uts
Tsani 1428H/April 2007M]
__________
Foote Notes
[1]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1144, 3270) dan
Muslim (no. 774), dari Shahabat Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu.
[2]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1152) dan Muslim
(no. 1159 (187)).
[3]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6416), Ahmad (II/24,
132), at-Tirmidzi (no. 2333), Ibnu Majah (no. 4114), dan al-Baihaqi
(III/369).
[4]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 568) dan Muslim (no.
461), lafazh ini milik al-Bukhari.
[5]. Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 2996), dari Shahabat
Abu Musa al-Asy’ari radhiyallaahu ‘anhu
[6]. Lihat kitab Qiyaamul Lail, Fadhluhu wa Aadaabuhu wal Asbaabul
Mui’iinatu ‘alaihi fii Dhau-il Kitaabi was Sunnah (hal. 50-58).
Adil versi Pencopet

oleh Ridwan Fadil
Pada suatu sore di tahun 2003 penulis sedang menunaikan sholat ashar di
sebuah masjid di pojok terminal depok. Waktu itu jarum jam menunjukan
tepat pukul 5.00. Selesai menunaikan sholat penulis keluar ruangan masjid
untuk mengambil sepatu yang dititipkan kepada penjaga masjid. Tiba-tiba
terjadi keributan di halaman masjid, karena penasaran penulis mencoba
mendekat untuk mengetahui penyebab keributan tersebut. Ternyata telah
terjadi perkelahian yang tidak seimbang, karena seorang pria walaupun
berbadan tegap dikeroyok oleh 5 orang pria lain. Ketika penulis bermaksud
melerai perkelahian tersebut, tiba-tiba terdengar suara bentakan yang
sangat keras dari seseorang di belakang saya “Berhenti !” teriak orang
tersebut. Seketika itu kelompok yang sedang berkelahi tersebut berhenti
dan semua berpaling kearah suara, termasuk penulispun ikut menoleh. Kenapa
kalian berkelahi ? teriak orang yang dibelakang saya, “Si Jhony gak adil
pak ustadz . . ” kata salah seorang pengeroyok. Oh, rupanya orang yang
berteriak menyuruh berhenti berkelahi tadi seorang ustadz yang mengurus
Masjid dan anak-anak jalanan yang ada di sekitar terminal depok yang
belakangan diketahui namanya Abdul Rohim.
Selanjutnya Ustadz Rohim mengajak ke enam pria yang terlibat perkelahian
tadi ke teras masjid untuk di damaikan. Yang membuat penulis kagum pada
ustadz Rohim, walaupun postur tubuhnya relatif kecil, tapi dia punya nyali
yang besar. Terbukti dari ke enam pria yang tampangnya galak dan bengis
nurut dan patuh ketika disuruh duduk di teras masjid untuk di damaikan.
Ustadz Rohim mencoba mencari sebab kenapa kelima teman si Jhony
mengeroyoknya, Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang, barulah si
Ustadz tahu bahwa ke enam orang ini adalah gerombolan pencopet yang sedang
membagi hasil jarahannya. Si Jhony di percaya untuk menghimpun uang hasil
mencopet di kereta untuk kemudian di bagi rata kepada seluruh anggota
kelompok. Dan ternyata dalam praktek pembagian tersebut, teman-teman si
Jhony merasa diperlakukan tidak adil, Mereka menuduh si Jhony
menyembunyikan sebagian hasil mencopet untuk dirinya sendiri. Merasa
didzolimi, kelima pencopet sepakat untuk mengeroyok si Jhony sampai dia
mengakui kesalahannya.
Singkat cerita, Ustadz Rohim mencoba memberi nasihat dengan lemah lembut
kepada si Jhony untuk berlaku jujur dan adil, karena siapapun pasti tidak
ingin diperlakukan tidak adil, termasuk teman-temanmu. Kamu akan
kehilangan kepercayaan dari teman-temanmu ketika berkhianat, bahkan bukan
cuma kehilangan kepercayaan tapi juga bisa mencelakakan diri sendiri. Saat
itu ke enam pencopet tertegun tak ada suara yang keluar dari mulut mereka,
sampai beberapa menit kemudian salah seorang dari mereka mengangkat kepala
dan berkata; “kalau begitu kami angkat pak Ustadz untuk menjadi juru bagi,
karena kami butuh orang yang jujur dan adil dalam membagi hasil jarahan
kami”. Lalu usul tersebut diamini oleh teman-temannya yang lain termasuk
si Jhony.
Ustadz Rohim dengan bijak menjawab; “Untuk kali ini saja saya mau menjadi
juru bagi, supaya kalian tidak berkelahi. Untuk selanjutnya silahkan
kalian merenung dan bertanya kepada diri masing-masing, bagaimana rasanya
di perlakukan tidak adil ? bagaimana rasanya di dzolimi ? bagaimana
rasanya ketika hak kalian dirampas ?. Setelah kalian mendapatkan
jawabannya, pastikan bahwa yang dirasakan oleh orang yang kalian rampas
haknyapun sama dengan apa yang kalian rasakan. Setelah ustadz Rohim
membagikan uang hasil jarahan dengan adil para pencopetpun meninggalkan
Ustadz Rohim seiring dengan berkumandangnya adzan maghrib.
Satu bulan yang lalu penulis mampir kembali di Masjid terminal Depok,
secara kebetulan bertemu lagi dengan Ustadz Rohim, disela-sela
kesibukannya mengurus pendidikan anak jalanan di areal terminal depok,
penulis sempat berbicang-bincang dengan beliau sampai kepada cerita
tentang para pencopet yang dulu pernah berkelahi di halaman masjid.
Ternyata menurut cerita beliau tiga dari enam pencopet tersebut sudah
beralih profesi, satu orang jadi pengumpul barang bekas dan yang dua jadi
pedagang asongan di terminal. Bahkan ketiganya rajin shalat berjamaah di
masjid ini, mereka juga mulai aktif belajar agama.
Dari kisah tersebut di atas, menunjukkan bahwa keadilan itu menjadi hak
setiap orang siapapun dia. Pencopet saja tidak sudi di perlakukan tidak
adil dan dicurangi. Pencopet saja menyadari bahwa orang lain yang dirampas
haknya akan sama ransanya ketika sesuatu yang menjadi haknya dirampas
orang lain.Dia beralih profesi agar terhindar dari tindakan mendzolimi
orang lain.
Lalu bagaimana dengan kita, sudahkah kita berlaku adil?
Sudahkah kita menunaikan hak-hak orang lain?
Sudahkah kita menyadari kekeliruan kita, lalu melakukan perubahan?
Jawabannya ada pada diri kita masing-masing …















Tahukah Anda bahwa hutan hujan tropis Sumatera termasuk dalam salah satu Situs Warisan Dunia?
Penulis : Winny Rachmayanti, S.Si
Hutan hujan tropis Sumatera dicantumkan dalam daftar Situs Warisan Dunia, melalui sidang ke 28 World Heritage Commitee, yang diselenggarakan di Suzhou China pada bulan Juli 2004. Selain Hutan Hujan Tropis Sumatera, Indonesia juga memiliki beberapa tempat yang dimasukan ke dalam situs warisan dunia. Beberapa di antaranya adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Lorentz, dan situs penemuan manusia purba di Sangiran.

Hutan hujan tropis Sumatera merupakan rumah bagi berbagai makhluk hidup. Banyak di antaranya yang merupakan spesies hewan yang terancam punah, seperti orangutan Sumatera, harimau Sumatera, kelinci Sumatera, dan badak Sumatera. Di hutan hujan tropis ini juga tumbuh berbagai tumbuhan endemik, seperti kantong semar, bunga terbesar di dunia Rafflesia, dan bunga tertinggi Amorphophallus.

Selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, hutan hujan tropis Sumatera juga merupakan sumber mata pencarian bagi masyarakat yang tinggal di sana. Beberapa suku tinggal di hutan hujan tropis Sumatera, seperti suku Mentawai dan suku Anak Dalam.

Hutan hujan tropis Sumatera harus senantiasa dijaga kelestariannya. Terutama dari ancaman penggundulan hutan, penambahan hutan untuk pertanian dan pembuatan jalan, serta perburuan. Apabila kawasan ini tidak dilindungi, maka keanekaragaman hayati yang hidup di sana terancam punah. Selain itu, hutan hujan tropis Sumatera berperan penting dalam stabilitas suplai air, ekologi, dan ekonomi, serta menekan pengaruh kekeringan dan kebakaran.





















KISAH ISTERI ABULASWAD AD-DUALI

Suatu ketika, Abulaswad ad-Duali bertengkar dengan isterinya.
Demikian hebatnya pertengkaran itu, sampai-sampai berakhir dengan perceraian. Lalu masing-masing menuntut hak untuk mengasuh anak tunggal mereka yang masih kecil.
Ketika itu, Gubernur Basrah dijabat oleh Ziyad bin Abih. Biasanya, gubernurlah yang bertindak sebagai hakim untuk memutuskan perkara.
Namun, untuk menyelesaikan konflik mereka, Abulaswad ad-Duali dan isterinya memilih menghadap Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan.
Dihadapan Khalifah, isteri Abulaswad, Ummu ‘Auf, mengadu, “Dia ingin mengambil hak aku berkenaan dengan pemeliharaan anakku.
Sedangkan perutku adalah tempat pertumbuhannya, payudaraku adalah sumber minuman baginya, dan pangkuanku adalah tempat persemayamannya.”
Abulaswad tak mau kalah, ia menjawab, ” Hanya dengan menyebut semua itu kamu ingin merebut dan menguasai anakku? Akulah yang pertama mengembannya sebelum kamu mengembannya. Aku yang meletakkan benihnya sebelum kamu melahirkannya, dan aku memberinya makan lebih banyak daripada yang engkau berikan.”
Ummu ‘Auf menyanggah lagi, ” Benar, tapi kamu mengembannya dengan ringan.
sedangkan aku mengembannya dengan berat. Kamu meletakkan ke rahimku dengan syahwat, sedangkan aku melahirkannya dengan susah payah. Dan kamu memberinya makanan dari hartamu, sedangkan aku memberinya makanan dari darahku.”
Setelah mempertimbangkan baik-baik, Khalifah Muawiyah memutuskan bahwa anak itu diserahkan kepada ibunya - Ummu ‘Auf.

Bertani di Surga

Pada suatu hari Rasulullah SAW berbicara dengan seorang lelaki dari desa. Beliau SAW menceritakan bahwa ada seorang lelaki penghuni syurga meminta kepada Allah untuk bercocok tanam, kemudian Allah bertanya kepadanya bukankah Allah telah berikan semua perkara yang dia perlukan? Lelaki itu mengakui, tetapi dia suka bercocok tanam. Lalu dia menabur biji benih. Tanamn itu langsung tumbuh. Kesemuanya sama. Setelah itu dia menuainya. Hasilnya dapat setinggi gunung. Allah berfirman kepadanya, “Wahai anak Adam, ia tidak mengenyangkan perut kamu”.
“Demi Allah, orang itu adalah orang Quraisy atau pun Anshar karena mereka dari golongan petani. Kami bukan dari golongan petani”, kata orang Badui itu. Rasulullah SAW tertawa mendengar kata-kata orang badui itu.
(al-Sirah al-Nabawiyah, Muhammad Rasulullah wa al-Ladzina Ma’ahu, Ghazwatul Khandak)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak ada hasil tanpa usaha tiada usaha tanpa hasil.

Koneksi Antar Materi – Modul 3.1 : Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai se...