a. Spermatogenesis
Pembentukan sel sperma terjadi di dalam testis atau buah zakar. Spermatogenesis bermua dari sel induk sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid. Selanjutnya, spormatogonium membelah secara mitosis menghasilkan spermatozid primer yang juga bersifat diploid. Selanjutnya, spermatozid primer membelah reduksi (meiosis) menghasilkan spermatozid sekunder yang haploid. Setelah itu spermatozid sekunder membelah menghasilkan spermatid, yaitu calon sperma yang belum memopunya ekor.sperma berkembang menjadi spermatozoa yang telah dilengkapi ekor. Setiap spermatozoa terdiri atas bagian ujung yang disebut kepala. Pucuk kepala ini mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan untuk menembus lapisan pelindung sel telur. Bagian tengahnya banyak mengandung mitokondria yang penting untuk memobilisasi energi. Proses spermatogenesis selengkapnya tampak seperti Gambar 10.1.
Spermatozoa orang dewasa berjumlah 20 juta. Produksi spermatozoa dipengaruhi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinzing hormone). Produksi sperma juga bersamaan dengan dihasilkannya hormon testoteron, yang merupakan kendali terhadap produksi FSH dan LH. Dalam spermatozoa yang terbentuk akan melalui saluran (tubulus) yang berkelok – kelok, terus meninggalkan testis melalui epiddimis. Di dalam epiddimis, spermatozoa tinggal selama minimal tiga minggu hingga menjadi dewasa. Selanjutnya spermatozoa masuk ke vas defrens, spermatozoa bercampur dengan getah produk kelenjar vesikula seminalis, prostat, dan cowperi.
Ketiga kelenjar tersebut menghasilkan getah yang menjamin kehidupan kehidupan spermatozoa. Getah ini bersifat basa, sehingga cairan semen menjadi bersifat basa. Suasana basa ini penting untuk melindungi spermatozoa karena uretra dan saluran kelamin wanita umumnya bersifat asam.
Pada saat ejakuasi, yaitu memancarnya semen sewaktu terjadi hubungan kelamin, semen yang keluar ml, dengan jumlah spermatozoa lebih dari 50 juta. Bila jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta maka kemungkinan terjadinya pembuahan amat kecil.
b. Oogensis
Sel telur atau ovum berasal dari oogonia (tunggal oogonium) atau sel induk telur. Sperti halnya spermatogonia, oogonia juga bersifat diploid, yaitu mempunyai 23 pasang kromusom. Ogonium akan tumbuh menjadi oosit primer. Oosit primer akan membelah meiosis menjadi dua sel yang tidak sama ukurannya, yang berukuran normal (besar) disebut oosir sekunder, sedangkan yang berukuran lebih kecil karena kekurangan plasma sel disebut badan kutub primer/polosit primer.
Pembelahan dari oosit primer menjadi oosit sekunder dan polosit primer disebut meiosis I. Selanjuta oosit sekunder membelah meiosis II, menghasilkan ootid dan polosit (badan kutub sekunder) II, sedangkan polosit primer membelah menjadi dua polosit dekunder. Dengan demikian, setiap satu oogonium akan menghasilkan sebuah ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dan tiga buah badan kutub sekunder (polosit). Jadi, jumlah sel akhir oogenesis dan spermatogenesis berbeda. Setiap oogonium akan menghasilkan sebuah sel telur dan setiap spermatogonium akan menghasilkan empat spermatozoa.
Hormon yang memacu proses pertumbuhan ovum adalah hormon yang dihasilkan hipofsis, yaitu FSH. FSH berperan memacu aktivitas fotikel pada ovarium agar sel telur masak dan memproduksi hormon estroger. Terbentuknya estrogen akan mengambat produksi FSH oleh hifofsis. Terhentinya produksi FSH, menyebabkan hipofsis memproduksi LH yang akan merangsang ovum keluar dari folikel dalam ovarium disebut ovulasi. Dalam ovulasi biasanya hanya ada satu sel telur yang dilepaskan.
Fotikel kosong karena ditnggalkan ovum akan dipacu LH menjadi badan berwarna kuning disebut korpus luteum. Badan ini selanjutnya akan menghasilkan estrogen dan progesteron. Terbentuknya progesteron akan menghambat produksi LH oleh hipofsis yang memungkinkan tertahannya korpus luteum.
Progesteron yang dihasilkan korpus luteum akan mempengaruhi perubahan dinding rahom sehingga siap mencangkokkan (implantasi) zigot bila terjadi pembuahan. Penebalan endometrium yang diikuti pertumbuhan pembuluh darah akan memberikan dukungan terhadap zigot yang menempel pada rahim.
Sel telur yang meninggalkan ovarium akan ditangkap oleh imbria dari corong yang terbuka (infundibulum) dari oviduk (saluran sel telur). Biasanya pembuahan terjadi didaerah 1/3 bagian dari ujung tubuh. Zigot yang dihasilkan akan tumbuh dan terus bergerak menuju ke rahim. Di sinilah zigot (embrio) tumbuh, yang didukung penebalan endometrium rahom serta suplai zat makanan dan oksigen. Embrio akan tumbuh menjadi bayi di dalam rahim selama hari.
“Education is the passport to the future, for tomorrow belongs to those who prepare for it today.”
Koneksi Antar Materi – Modul 3.1 : Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai se...
-
Khasiat surat ali imron ayat 9 Telah berkata Syeikh Za'far Al-Khuldi " Tatkala aku berpamitan pulang pada Syeikh Abu Hasan As-Suuf...
-
a. Spermatogenesis Pembentukan sel sperma terjadi di dalam testis atau buah zakar. Spermatogenesis bermua dari sel induk sperma atau sperm...
-
Informasi genetik menyimpan semua data perjalanan hidup seorang manusia. Sementera manusia akan meninggal dunia. Bagaimana caranya mewariska...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak ada hasil tanpa usaha tiada usaha tanpa hasil.