Abdullah bin Mas’ud

Ia adl orang yg pertama kali mengumandangkan Al-Qur’an dgn suara merdu. Sebelum Rasulullah masuk kerumah Arqam Abdullah bin Mas’ud telah beriman kepadanya dan merupakan orang keenam yg masuk Islam dan mengikuti Rasulullah SAW. Dengan demikian ia termasuk golongan pertama yg masuk Islam. Pertemuannya yg mula-mula dgn Rasulullah itu diceritakannya sebagi berikut “Ketika itu saya masih remaja mengembalakan kambing kepunyaan ‘Uqbah bin Mu’aith. Tiba-tiba datang Nabi Muhammad SAW bersama Abu bakar dan bertanya “Hai nak apakah kamu punya susu utk minuman kami? “Aku orang kepercayaan” ujarku “dan tak dapat memberi anda minuman..!”Maka sabda Nabi SAW “Apakah kamu punya kambing betina mandul yg belum dikawini oleh yg jantan..?” “Ada” ujarku. Lalu saya bawa ia kepada mereka. Kambing itu diikat kakinya oleh Nabi lalu di sapu susunya sambil memohon kepada Allah SWT. Tiba-tiba susu itu berair banyak kemudian Abu Bakar mengambilkan sebuah batu cembung yg di gunakan Nabi utk menampungan perahan susu. Lalu Abu bakar minumlah dan saya pun tidak ketinggalan.. setelah itu Nabi menitahkan kepada susu “Kempislah!” maka susu itu menjadi kempis.. Setelah peristiwa itu saya mendatangi Nabi kataku “Ajarkanlah kepadaku kata-kata tersebut!” Ujar Nabi SAW ” Engkau akan menjadi seorang anak yg terpelajar!” Alangkah heran dan ta’jubnya Ibnu Mas’ud ketika menyaksikan seorang hamba Allah yg shalih dan utusan-Nya yg di percaya memohon kepada Tuhannnya sambil menyapu ke susu hewan yg belum pernah berair selama ini tiba-tiba mengeluarkan kurnia dan rizqi dari Allah berupa air susu murni yg enak buat di minum..! Pada saat itu belum disadarinya bahwa peristiwa yg disaksikannya itu hanyalah merupakan mu’jizat paling enteng dan tidak begitu berarti dan bahwa tidak berapa lama lagi dari Rasulullah SAW yg mulia ini akan di saksikannya mu’jizat yg akan mengguncangkan dunia dan memenuhinya dgn petunjuk serta cahaya. Bahkan pada saat itu juga belum di ketahuinya bahwa yg dirinya sendiri yg ketika itu masih seorang remaja yg lemah lagi miskin yg menerima upah sebagai pengembala kambing milik ‘uqbah bin Mu’aith akan muncul sebagai salah satu dari mu’jizat ini yg setelah di tempa oleh Islam akan menjadi seorang beriman dan akan mengalahkan kesombongan orang-orang Quraisy dan menaklukan kesewenangan para pemukanya. Maka ia yg selama ini tidak berani lewat dihadapan salah seorang pembesar Quraisy kecuali dgn menjingkatkan kaki dan menundukan kepala di kemudian hari setelah masuk Islam ia tampil di didepan para majlis para bangsawan si sisi Ka’bah sementara semua pemimpin dan pemuka Quraisy duduk berkumpul lalu berdiri di hadapan mereka dan mengumandangkan suaranya yg merdu dan membangkitkan minat berisikan wahyu Illahi Al-Qur’anul Karim “Bismillahirrahmaanirrahiim..Allah yg Maha Rahman..Yang telah mengajarkan Al-Qur’an..Menciptakan insan..Dan menyampaikan padanya penjelasan..Matahari dan bulan beredar menurut..Perhitungan..Sedang bintang dan kayu-kayuan sama..Sujud kepada Tuhan.. Lalu di lanjutkannya bacaanya sementara pemuka-pemuka Quraisy sama terpesona tidak percaya akan pandangan mata dan pendengaran telinga mereka.. dan tak tergambar dalam fikiran mereka bahwa orang yg menantang kekuasaan dan kesombongan mereka.. tidak lbh dari seorang upahan di antara mereka dan pengembala kambing dari salah seorang bangsawan Quraisy.. yaitu Abdullah bin Mas’ud seorang yg miskin yg hina dina..! Marilah kita dgn keterangan dari saksi mata melukiskan peristiwa yg amat manarik dan mena’jubkan itu! Orang itu tiada lain dari Zubair r.a. katanya “Yang mula-mula menderas Al-Qur’an di Mekah setelah Rasulullah SAW adl Abdullah bin Mas’ud r.a. pada suatu hari para sahabat Rasulullah SAW berkumpul kata mereka “Demi Allah orang-orang Quraisy belum lagi mendengar sedikitpun Al-Qur’an ini di baca dgn suara keras di hadapan mereka. Nah siapa diantara kita yg bersedia mendengarkannya kepada mereka..?” Maka kata Abdullah bin Mas’ud “Saya.” Kata mereka “Kami khawatir akan keselamatan dirimu! Yang kami inginkan adl seorang laki-laki yg mempunyai kerabat yg akan mempertahankan dari orang-orang itu jika mereka bermaksud jahat..” “Biarkanlah saya!”kata Abdullah bin Mas’ud pula “Allah pasti membela.” Maka datanglah Abdullah bin Mas’ud kepada kaum Quraisy di waktu Dhuha yakni ketika mereka berada di balai pertemuannya.. Ia berdiri di panggung lalu membaca “Bismillahirrahmaanirrahiimi” dan dgn mengeraskannya suaranya; Arrahman..’allamal Qur’an..Lalu sambil menghadap kepada mereka di terusksanlah bacaannya. Mereka memperhatikannya sambil bertanya sesamanya “Apa yg di baca oleh anak si Ummu’Abdin itu..? Sungguh yg dibacanya itu ialah yg dibaca oleh Muhammad!” Mereka bangkit mendatanginya dan memukulinya sedang Abdullah bin Mas’ud membacanya sampai batas yg di kehendaki Allah.. Setelah itu dgn muka dan tubuh yg babak belur ia kembali kapada para sahabat. Kata mereka “Inilah yg kami khawatirkan tentang dirimu..!” Ujar Abdullah bin Mas’ud “Sekarang ini tak ada yg lbh mudah bagiku dari menghadapi musuh-musuh Allah itu! Dan seandainya tuan-tuan menghendaki saya akan mendatangi mereka lagi dan berbuat yg sama esok hari..!” Ujar mereka “Cukuplah demikian! Kamu telah membacakan kepada mereka barang yg menjadi tabu bagi mereka!” Benar pada saat Abdullah bin Mas’ud tercengang melihat susu kambing tiba-tiba berair sebelum waktunya belum menyadari bahwa ia bersama kawan-kawan senasib dari golongn miskin tidak berpunya akan menjadi salah satu mu’jizat besar dari Rasulullah saw yakni ketika mereka bangkit memanggul panji-panji Allah dan menguasai dengannya cahaya siang dan sinar matahari. Tidak di ketahuinya bahwa saat itu telah dekat.. Kiranya secepat itu hari datang dan lonceng waktu telah berdentang anak remaja buruh miskin dan terlunta-lunta serta merta menjadi suatu mu’jizat di antara berbagai mu’jizat Rasulullah SAW ..! Dalam kesibukan dan perpacuan hidup tiadalah ia akan menjadi tumpuan mata.. Bahkan di daerah yg jauh dari kesibukan pun juga tidak..! Tak ada tempat baginya di kalangan hartawan begitupun di dalam lingkungan ksatria yg gagah perkasa atau dalam deretan orang-orang yg berpengaruh. Dalam soal harta ia tak punya apa-apa tentang perawakan ia kecil dan kurus apalagi dalam soal pengaruh maka derajatnyapun di bawah.. tapi sebagai ganti dari kemiskinnaya itu Islam telah memberinya bagian yg melimpah dan perolehan yg cukup dari perbendaharaan Kisra dan simpanan Kaisar. Dan sebagai imbalan dari tubuh yg kurus dan jasmani yg lemah di anugerahi-Nya kemauan baja yg dapat menundukan para adikara dan ikut mengambil bagian dalam merubah jalan sejarah. Dan utk mengimbangi nasibnya yg tersia terlunta-lunta Islam telah melimpahnya ilmu pengetahuan kemuliaan serta ketetapan yg menampilkannya sebagai salah seorang tokoh terkemuka dalam sejarah kemanusiaan. Sungguh tidak meleset kiranya pandangan jauh Rasulullah SAW ketika beliau mengatakan padanya “Kamu akan menjadi seorang pemuda terpelajar.” Ia telah di beri pelajaran oleh Tuhannya hingga menjadi faqih atau ahli hukum ummat Muhammad saw dan tulang punggung para huffadh Al-Qur’anul Karim. Mengenai dirinya ia pernah mengatakan “Saya telah menampung 70 surat Al Qur’an yg dgn langsung dari Rasulullah saw tiada seorang pun yg menyaingiku dalam hal ini..” Dan rupanya Allah SWT memberinya anugerah atas keberaniannya mempertaruhkan nyawa dalam mengumandangkan Al-Qur’an secara terang-terangkan dan menyebarluaskannya di segenap pelosok kota Mekah di saat siksaan dan penindasan merajalela maka di anugerahi-Nya bakat istimewa dalam membawakan bacaan Al-Qur’an dan kemampuan luar biasa dalam memahami arti dan maksudnya. Rasulullah saw telah memberi wasiat kepada para sahabat agar mengambil Abdullah bin Mas’ud sebagai teladan sabda Rasulullah SAW “Berpegangteguhlah pada kepada ilmu yg diberikan oleh ibnu ummi ‘Abdin..! Diwashiatkannya pula agar mencontoh bacaannya dan mempelajari cara membaca Al-Qur’an dari padanya. Sabda Nabi SAW “Barang siapa yg ingin hendak membaca Al Qur’an tepat seperti di turunkan hendaklah ia membacanya seperti Ibnu Ummi ‘Abdin..!” Sungguh telah lama Rasulullah menyenangi bacaan Al-Qur’an dari mulut Ibnu Mas’ud.. Pada suatu hari ia memanggilnya sabdanya “Bacakanlah kepadaku hai Abdullah!”"Haruskah aku membacakannya pada anda wahai Rasulullah..?”Jawab Rasulullah “Saya ingin mendengarnya dari mulut orang lain.” Maka Ibnu Mas’ud pun membacanya di mulai dari surat An-Nisa hingga pada sampai firman Allah ta’ala “Maka betapa jadinya bila Kami jadikan dari tiap ummat itu seorang saksi sedangkan kamu Kami jadikan sebagai saksi bagi mereka..! Ketika orang-orang kafir yg mendurhakai Rasulullah SAW sama berharap kiranya mereka disama ratakan dgn bumi..! Dan mereka tidak dapat merasahasiakan pembicaraan dgn Allah..!” Maka Rasulullah SAW tak dapat menahan tangisnya air matanya meleleh dan dgn tangannya di isyaratkan kepada Ibnu Mas’ud yg maksudnya “Cukup.. cukuplah sudah hai Ibnu Mas’ud..!” Suatu ketika pernah pula Ibnu Mas’ud menyebut-nyebut karunia Allah kepadanya katanya “Tidak suatu pun dari Al-Qur’an itu yg di turunkan kecuali aku mengetahui mengenai peristiwa apa yg di turunkannya. Dan tidak seorangpun yg lbh mengetahui tentang Kitab Allah daripadaku. Dan sekiranya aku tahu ada seseorang yg dapat di capai dgn berkendaraan unta dan ia lbh tahu tentang Kitabullah daripadaku pastilah aku akan menemuinya. Tetapi aku bukanlah yg terbaik di antaramu!” Keistimewaan Ibnu Mas’ud ini telah diakui oleh para sahabat. Amirul Mu’minin Umar berkata mengenai dirinya “Sungguh ilmunya tentang fiqih berlimpah-limpah.” Dan berkata Abu Musa Al Qur’an-Asy’ari “Jangan tanyakan kepada kami sesuatu masalah selama kyai ini berada pada tuan-tuan!” Tidak hanya keunggulannya dalam Al-Qur’an dan ilmu fiqih saja yg patut beroleh pujian tetapi juga keunggulannya dalam keshalihan dan ketakwaan. Berkata Hudzaifah tentang dirinya “Tidak seorangpun saya lihat yg lbh mirip Rasulullah saw baik dalam cara hidup perilaku dan ketenangan jiwanya dari pada Ibnu Mas’ud.. dan orang-orang yg di kenal dari sahabat-sahabat Rasulullah saw sama mengetahui bahwa puteranya dari Ummi ‘Abdin adl yg paling dekat kepada Allah..!” Pada suatu hari serombongan sahabat berkumpul pada Ali Karamullahu Wajhah lalu kata mereka kepadanya “Wahai Amirul Mu’minin kami tidak melihat orang yg lbh berbudi pekerti lbh lemah lembut dalam mengajar begitupun yg lbh baik pergaulannya dan lbh shalih dari pada Abdullah bin Mas’ud..!” Ujar Ali “Saya minta tuan-tuan bersaksi kepada Allah apakah ini betul-betul tulus dari hati tuan-tuan..?” “Benar” ujar mereka. Kata Ali pula “Ya Allah saya mohon Engkau menjadi saksinyabahwa saya berpendapat mengenai dirinya seperti apa yg mereka katakan itu atau lbh baik dari itu lagi.. Sungguh telah di bacanya Al Qur’an maka dihalalkannya barang yg halal dan di haramkannya barang yg haram.. seorang yg ahli dalam soal keagamaan dan luas ilmunya tentang as-Sunnah..!” Suatu ketika para sahabat memperkatakan pribadi Abdullah bin Mas’ud kata mereka “Sungguh sementara kita terhalang ia diberi restu dan sementara kita bepergian ia menyaksikan ..” Maksud mereka ialah bahwa Abdullah bin Mas’ud beruntung mendapat kesempatan berdekatan dgn Rasulullah saw suatu hal yg jarang di dapat oleh orang lain. Ia lbh sering masuk kerumah Rasulullah SAW dan menjadi teman duduknya. Dan lebih-lebih lagi ia ialah tempat Rasulullah SAW menumpahkan keluhan dan mempercayakan rahasianya hingga ia di beri gelar “Peti Rahasia.” Berkata Abu Musa Al-Qur’an-Asy’ari “Sungguh tiap saya melihat Rasulullah saw pastilah Ibnu Mas’ud berada menyertainya..” Adapun yg menjadi sebab ialah krn Rasulullah SAW amat menyayanginya terutama keshalihan dan kecerdasannya serta kebesaran jiwanya hingga Rasulullah SAW pernah bersabda mengani dirinya “Seandainya saya hendak mengangkat seseorang sebagai amir tanpa musyawarat dgn kaum muslimin tentulah yg saya angkat itu Ibnu Ummi ‘Abdin..” Dan telah kita kemukakan wasiat Rasulullah SAW kepada para sahabatnya “Berpegang teguhlah kepada ilmu Ibnu Ummi ‘Abdun!” Maka kesayangan dan kepercayaan ini memungkinkannya utk bergaul rapat dgn Rasulullah saw hingga ia beroleh hak yg tidak di berikannya kepada orang lain bersabda Rasulullah SAW kepadanya “Saya idzinkan kamu bebas dari tabir hijab..!” Ini merupakan lampu hijau bagi Ibnu Mas’ud utk masuk rumah Rasulullah saw dan pintunya senantiasa terbuka baginya biar siang maupun malam dan inilah yg pernah di perkatakan oleh para sahabat “Sementar kita terhalang ia di beri izin dan sementara kita bepergian ia menyaksikan..” Dan memang Ibnu Mas’ud banyak utk memeproleh keistimewaan ini.. Karena walupun pergaulan rapat seperti ini akan memberikan padanya keuntungan tetapi Ibnu Mas’ud hanya bertambah khusu’ tambah hormat dan sopan santun.. Mungkin gambar yg melukiskan akhlaknya secara tepat ialah sikapnya ketika menyampaikan hadith dari Rasulullah SAW setelah beliau wafat. Walaupun ia jarang menyampaikan hadits dari Rasulullah SAW tetapi kita lihat tiap ia menggerakan kedua bibirnya utk mengatakan “Saya dengar Rasulullah saw menyampaikan hadits dan bersabda..” maka tubuhnya gemetar dgn amat sangat dan ia tampak gugup dan gelisah. Sebabnya tiada lain krn takutnya akan alpa hingga bersalah menaruh kata di tempat yg lain..! Marilah kita dengarkan kawan-kawanya melukiskan gejala-gejala ini! Berkatalah ‘Amar bin Maimun “Saya bolak-bolak kerumah Abdullah bin Mas’ud ada setahun lamanya dan selama itu tak pernah saya dengar ia menyampaikan hadits dari Rasulullah SAw kecuali sebuah hadits yg di sampaikannya pada suatu hari. Dari mulutnya mengalir ucapan ‘Telah bersabda Rasulullah SAW tiba-tiba ia kelihatan gelisah hingga tanpak keringat bercucuran dari keningnya.’ Kemudian katanya megulangi kata-kata yg tadi ‘Kira-kira demikianlah disabdakan oleh Rasulullah SAW..’” Dan bercerita Al-Qamah bin Qais Biasanya Abdullah bin Mas’ud berpidato tiap hari Kamis sore menyampaikan Hadits. Tidak pernah saya dengar ia mengucapkan “Telah bersabda Rasulullah SAW” kecuali satu kali saja.. disaat itu saya melihat ia bertelekan tongkat dan tongkatnya itupun bergetar dan bergerak-gerak..” Dan di ceritakan pula oleh Masruq mengenai Abdullah ini “Pada suatu hari Ibnu Mas’ud menyampaikan sebuah Hadits katanya “Saya dengar Rasulullah SAW..” Tiba-tiba ia jadi gemetar dan pakainnya bergetar pula.. kemudian katanya “Atau kira-kira demikian.. atau kira-kira seperti itulah..” Nah sampai sejauh inilah ketelitian penghormatan dan penghargaannya kepada Rasulullah SAW.. disamping menjadi bukti ketaqwaannya ketelitian dan penghormatannya ini merupakan tanda kecerdasannya..! Orang yg lbh banyak bergaul dgn Rasulullah SAW penilaiannya tehadap kemuliaan Rasulullah SAW lbh tepat.. dan itulah sebabnya adab sopan santunnya terhadap Rasulullah saw ketika beliau masih hidup begitupun kenangan kepada beliau setelah wafatnya merupakan adab sopan santun satu-satunya dan tak ada duanya..! Ibnu Mas’ud tak hendak berpisah dari Rasulullah saw baik di waktu bermukim maupun di waktu bepergian. Ia telah turut mengambil bagian dalam tiap peperangan dan pertempuran. Dan peranannya dalam perang badar meninggalkan kenangan yg tak dapat di lupakan yakni rubuhnya Abu Jahal oleh tebusan pedang kaum muslimin pada hari yg keramat itu.. Khalifah-khalifah dan para sahabat Rasulullah SAW mangakui kedudukannya ini hingga ia diangkat oleh Amirul Mu’minin Umar sebagai Bendaharawan di kota Kufah. Kepada penduduk waktu mengirimnya itu mengatakan “Demi Allah yg tiada Tuhan mealinkan dia sungguh saya lbh mementingkan tuan-tuan dari pada diriku maka ambilah dan pelajarilah ilmu dari padanya..!” Dan penduduk Kufah telah mencintainya suatu hal yg belum pernah di peroleh orang-orang sebelumnya atau orang yg setaraf dengannya.. Sungguh kebulatan penduduk Kufah utk mencintai seseorang merupakan suatu hal yg mirip dgn mu’jizat.. sebabnya ialah krn mereka biasa menentang dan memberontak mereka tidak tahan menghadapi hidangan yg serupa.. dan tidak mampu hidup selalu dalam aman tenteram..! Dan krn kecintaan mereka kepadanya demikian rupa sampai-sampai mereka mengerumuni dan mendesaknya sewaktu ia hendak di perhentikan oleh Khlaifah Utsman r.a dari jabatannya kata mereka “Tetaplah anda tinggal bersama kami di sini dan jangan pergi dan kami bersedia membela anda dari mala petaka yg menimpa anda!” Tetapi dgn kalimat yg menggambarkan kebesaran jiwa dan ketaqwaannya Ibnu Mas’ud menjawab katanya “Saya harus taat kepadanya dan dibelakang hari akan timbul fitnah dan saya tak ingin menjadi orang yg mula-mula membukakan pintunya..!” Pendirian mulia dan terpuji ini mengungkapkan kepada kita hubungan Ibnu Mas’ud dgn khalifah Utsman r.a. Di antara mereka telah terjadi perdebatan dan perselisihan yg makin lama makin sengit hingga gaji dan tunjangan pensiunannya di tahan dari baitulmal. Walau demikian tidak sepatah kata pun yg tidak baik kelauar dari mulutnya mengenai Utsman bahkan ia berdiri sebagai pembela dan memperingatkan rakyat ketika di lihatnya persekongkolan di masa Utsman itu telah meningkat menjadi suatu pemberontakan. Dan ketika terbetik berita ketelinganya mengenai percobaan utk membunuh Khalifah Utsman itu keluarlah dari mulutnya ucapan yg terkenal “Sekiranya mereka membunuhnya maka tak ada lagi orang yg sebanding dengannya yg akan mereka angkat sebagai khalifah..” Dalam pada itu di antara kawan-kawan Ibnu Mas’ud ada yg berkata “tak pernah saya dengar Ibnu Mas’ud mengeluarkan cercaan satu kata pun terhadap Utsman..” Allah SWT telah menganugerahinya hikmah sebagaimana telah memberinya sifat taqwa. Ia memiliki kemampuan utk melihat yg jauh ke dasar yg dalam dan mengungkapnya secara menarik dan tepat. Marilah kita dengar ucapannya yg menggambarkan kesimpulan hidup yg istimewa dari Umar dgn kata-kata singkat tapi padat dan mena’jubkan katanya “Islamnya mereka suatu kemenangan.. hijrahnya mereka pertolongan.. sedang pemerintahannya menajdi suatu rahmat.” Berbicara tentang apa yg dikatakan orang seakrang tentang relativitas masa ia mengatakan “Bagi Tuhan kalian tiada siang dan malam..! Cahaya langit dan bumi itu bersumber dari cahayanya..!” Ia juga berbicara tentang pekerja dan betapa pentingnya mengangkat taraf budaya kaum pekerja ini katanya “Saya amat benci melihat seorang laki-laki yg menganggur tak ada usahanya utk kepentingan dunia dan tidak pula utk kepentingan akhirat.” Dan diantara kata-katanya yg bersayap ialah “Sebaik-baik kaya ialah kaya hati;sebaik-baik bekal ialah taqwa;seburuk-buruk buta ialah buta hati;sebesar-besar dosa ialah berdusta;sejelek-jelek uasaha ialah memungut riba;seburuk-buruk makanan ialah memakan harta anak yatim;siapa yg memaafkan orang akan di maafkan Allah;dan siapa yg mengampuni orang akan diampuni Allah.” Nah itulah gambaran singkat Abdullah bin Mas’ud sahabat Rasulullah SAW; dan itulah dia kilasan dari suatu kehidupan besar dan perkasa yg dilalui pemiliknya di jalan Allah dan Rasul-Nya serta Agama-Nya. Itulah dia laki-laki yg ukuran tubuhnya seumpama tubuh burung merpati kurus dan pendek hingga badannya tidak akan berapa bedanya dgn orang yg sedang duduk. Kedua betisnya kecil dan kempes yg tampak ketika ia memanjat dan memetik dahan pohon arak utk di gunakan Rasulullah SAW. Para sahabat sama menetertawakannya ketika melihat kedua betisnya itu. Maka bersabdalah Rasulullah SAW “Tuan-tuan menetertawkan betis Ibnu Mas’ud keduanya disisi Allah lbh berat timbangannya dari gunung Uhud!” Memang inilah dia orang yg berasal dari keluarga miskin buruh upahan kurus dan hina tetapi keyakinan dan keimanannya telah menjadikannya saah seorang imam di antara imam-imam kebaikan petunjuk dan cahaya. Ia telah di karunia taufiq dan ni’mat oleh Allah yg menyebabkannya termasuk dalam golongan “sepuluh orang sahabat Rasulullah SAW yg pertama masuk Islam” yakni orang-orang yg selagi hidupnya telah menerima berita gembira beroleh ridla Allah SWT dan surga-Nya. Ia telah terjun dan tak pernah absen dalam tiap perjuangan yg berakhir dgn kemenangan di masa Rasulullah saw begitupun di masa Khalifah sepeninggal beliau. Dan dia turut menyaksikan dua buah imperiaum dunia membukakan pintunya dgn tunduk dan patuh di masuki panji-panji Islam dan ajarannya. Disaksikannya jabatan-jabatan yg tersedia dan menunggu orang-orang Islam yg mau mendudukinya begitu pun harta yg tidak terkira banyaknya bertumpuk-tumpuk di hadapan mereka tetapi tidak satupun yg mengusik dan melupakannya dari janji yg telah di ikrarkannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya atau merintangi dari garis hidup dan ketekunan ibadat yg di liputi rasa khsusu’ dan tawadlu’. Dan diantar keinginan dan cita-cita hidup tidak satupun yg menarik hatinya kecuali sebuah yakni yg selalu di rindukan menjadi bauh bibir dan senandungnya serta menjadi angan-angan utk mendapatkannya. Nah marilah kita simak kata-kata yg ia sendiri menceritakan hal itu kepada kita “Aku bangun di tengah malam ketika itu aku mengikuti Rasulullah SAW di perang Tabuk. Maka tampaklah olehku nyala api di pinggir perkemahan lalu kudekati utk melihatnya. Kiranya Rasulullah SAW bersama Abu Bakar dan Umar. Rupanya mereka sedang menggali kuburan utk Abdullah Dzulbijadain An-Muzanni yg ternyata telah wafat. Rasulullah SAW ada di dalam lubang kubur itu sementara Abu Bakar dan Umar mengulurkan jenazah kepadanya. Rasulullah SAW bersabda “Ulurkanlah lbh dekat padaku saudara tuan-tuan itu..! Lalu mereka mengulurkan kepadanya. Dan tatkala di letakkannya di lubang lahat beliau berdo’a “Ya Allah aku telah ridla kepadanya maka ridla’i pula ia oleh-Mu! Alangkah baiknya sekiranya akulah yg menjadi pemilik liang kubur itu!” Nah itulah dia satu-satunya cita-cita yg di harapkan dan di angan-angankan selagi hidupnya. Dan sebagai anda ketahui ia tak pernah mencari kesempatan utk mendapatkan sesuatu utk di kejar-kejar dan di perebutkan orang berupa kemuliaan kekayaan pengaruh atau jabatan. Hal ini krn cita-citanya adl cita-cita seorang tokoh yg mendapat petunjuk dari Allah SWT memperoleh tuntutan dari Al-Qur’an dan menerima didikan dari Rasulullah SAW. Sumber Karakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah Khalid Muh. Khalid Al-Islam Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

sumber file al_islam.chm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak ada hasil tanpa usaha tiada usaha tanpa hasil.

Koneksi Antar Materi – Modul 3.1 : Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai se...