Kehamilan,

a Kehamilan
Bersatunya sebuah spermatozoa dengan sebuah sel telur disebut fertilisasi atau pembuahan. Apabila apda tuba Fallopi terjadi pembuahan dan dihasilkan zigot maka zigot yang terbentuk ini akan bergerak ke arah rahim untuk menempel pada dinding rahim. Di rahim, zigot akan berkembang menjadi embrio terus menjadi janin. Agar dapat tumbuh dan berkembang, janin membutuhkan makanan. Makanan tersebut diperoleh dari tubuh ibu dengan perantaraan plasenta (ari – ari atau tembuni).
Masa antara penempelan zigot hingga kelahiran janin (fetus) disebut masa kehamilan atau gestasi. Pada fase kehamilan ini, hormon – hormon yang berperan adalah sebagai berikut
1 Progesteron dan estrogen, hingga kehamilan bulan ke-3 dan ke-4 hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Secara berangsur – angsur fungsi korpus luteum diganti oleh plasenta
2 Prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kerja kelenjar susu untuk memproduksi susu, sehingga pada saat diperlukan siap berfungsi. Hormon ini juga mengatur metabolisme pada ibu, sehingga kebutuhan zat oleh tubuh ibu dapat dikurangi dan dialirkan ke janin. Hormon – hormon tersebut diproduksi oleh plasenta.
Embrio yang berkembang di dalam rahim dibungkus oleh bermacam – macam selaput. Selaput – selaput tersebut berfungsi untuk :
1 Melindungi embrio terhadap kekeringan dan guncangan – guncangan, serta
2 Membantu proses pernapasan, eksresi, dan fungsi – fungsi penting lainnya selama kehidupannya di dalam rahim.
Selaput pembungkus embrio ini terdiri atas amnion, korion, sukus vitelinus, dan alantois.
1 Sakus vitelinus (kantong kuning telur), terletak di antara amnion dan plasenta yang merupakan tempat pemunculan sel – sel darah dan pembuluh – pembuluh darah yang pertama.
2 Amnion merupakan selaput yang membatasi ruangan amnion di mana terdapat embrio. Dinding amion menghasilkan getah ketuban yang berguna untuk menjaga zat embrio tetap basah dan tahan guncangan.
3 Korion merupakan selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh keluar membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding rahim. Jonjot – jonjot korion menempel pada dinding rahim. Di dalamnya terdapat pembuluh – pembuluh darah yang berhubungan dengan peradaran darah induknya dengan perantaraan plasenta.
4 Alantois, terletak di dalam tali pusat. Jaringan epitelnya menghilang dan yang menetap adalah pembuluh – pembuluh darahnya, yang berfungsi untuk menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta.

Plasenta dengan embrio dihubungkan oleh tali pusat. Di dalamnya terdapat dua buah pembuluh nadi dan sebuah pembuluh balik yang berhubungan dengan pembuluh – pembuluh darah di dalam plasenta. Pengangkutan sari makanan dan oksigen berlangsung dari pembuluh darah induknya melalui plasenta ke tali pusat dan selanjutnya ke pembuluh darah induknya melalu plasenta ke tali pusat dan selanjutnya ke pembuluh darah embro. Sedangkan zat sisa (limbah) dan CO2 berlangsung dari pembuluh darah embrio, ke pusat, ke plasenta, dan akhirnya kembali dialirkan ke pembuluh darah ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak ada hasil tanpa usaha tiada usaha tanpa hasil.

Koneksi Antar Materi – Modul 3.1 : Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai se...